Minggu, 26 April 2009

kapasibon sports

waw ternyata tim kesayangan kita yaitu Bontang Pkt Menang lawan PSMS Medan di Stadion Jakabaring,Palembang. Mudah-mudahan PKT bisa maju lagi Kapasisbon mendukung penuh Bontang PKT,
Ayo jangan ragu lawan musuh2mu

HIDUP BONTANG PKT..........

Kapasisbon News...

What is Homeschooling

The term 'homeschooling' basically refers to the process in which
one or more children of not more than 2 families are instructed by
parents or legal guardians, or a member of either household. The
laws that define homeschooling vary from State to State. The legal
requirements for establishing a homeschool also vary with the
State.

For most children, the actual process of learning begins much
before school. Many children already know their alphabets, the
names of animals, colors and other more complicated stuff before
they reach school. This is mostly due to the hard work of a member
of the family who has taken the time to teach the child.
Homeschooling is just a natural progression from here. Instead of
sending their children to a public school, parents make their own
curriculum and teach their children in ways that best suit the
child. This is homeschooling, in its most simplistic form.

Before you decide to go in for homeschooling, there are certain
important matters for consideration. First off, meet with parents
of other homeschoolers. Find out the pros and cons of
homeschooling. Then ask yourself why you would want to adopt this
method. This is a very important aspect, as the success of the
program depends on the clarity and sincerity of your purpose.

Next, it is time to consider the expenses of homeschooling. It may
cost anywhere between a few hundred dollars to a few thousand
every year. More importantly, you are also effectively shutting
out any job opportunity for one of the parents. It is only obvious
that one parent will have to stay at home full time to manage the
homeschool. A home-based business however is a great alternative.

Are you qualified to take on homeschooling for your children?
Teaching is a continuation of your own learning process. With the
advent of the internet, information is aplenty. There are various
books and resources for those interested in homeschooling. Go
through the various methods of homeschooling and choose one that
is most suited to you. It helps if you know what kind of learning
style your child has. Also, find out what your child feels about
homeschooling before you start.

Every state has its own laws regarding homeschooling. For
instance, in North Carolina, you must first file a 'Notice of
Intent' to start a home school. In this you have to mention if the
school is a 'Private church' school or a 'qualified non-public
school'. The persons providing the education are required to have
at least a high school diploma. You have to maintain an annual
record of the child's attendance and disease immunization. Every
year, the child is required to undergo a standardized test. Each
student attending the eleventh grade has to take a nationally
standardized test. These are the requirements in North Carolina,
but it is enough to give you a good idea of what homeschooling
entails.

Homeschooling may seem like a lot of fun and freedom from the
outside. However, things are seldom as simple as they seem.
Homeschooling is a lot of added responsibility and hard work. But,
if successful, it will forge a strong bond of love and respect
between parent and child, while providing your child with the best
form of education he needs.

Kapasisbon News...

Pentingnya Kata-Kata dalam Transformasi Diri

Kalau Anda pernah baca buku the Secret disitu diterangkan pentingnya berpikir positif dalam proses manifestasi apa saja yang Anda ingin peroleh. Pikiran menentukan apa yang Anda ucapkan atau tindakan yang Anda lakukan.

Secara alamial proses berpikir ini terjadi sangat cepat dan terus-menerus sehingga seringkali ucapan atau tindakan kita keluar begitu saja tanpa kontrol. Akibatnya seringkali bukannya sukses yang didapat tapi justru kegagalan yang terjadi. Di artikel ini saya ingin mengingatkan pentingnya memperhatikan kata-kata yang kita gunakan dalam percakapan sehari-hari. Dalam proses transformasi diri Anda bisa mengubah persepsi atau emosi Anda terhadap suatu kejadian dengan menggunakan kata-kata yang berbeda.

Kata Bermakna Ganda

Kata yang sangat populer digunakan orang tapi sebetulnya merugikan secara mental adalah kata "mencoba". Kata "mencoba" memberikan kesan seolah-olah sesuatu akan terjadi tapi sebetulnya tidak. Apa yang ada dibenak Anda ketika saya bilang, "Saya coba perbaiki mobil Anda". Kemungkinan besar saya tidak akan memperbaiki mobil Anda atau mobil Anda tidak akan pernah betul meskipun saya sudah mencoba berbagai macam cara untuk memperbaikinya.

Kata mencoba tidak menggambarkan intensi atau niat Anda untuk mengambil tindakan. Paulo Coelho dalam bukunya The Alchemist mengatakan, "Alam semesta berkonspirasi membantu mereka yang memiliki niat kuat untuk memperoleh apapun yang mereka inginkan". Alam semesta akan "kebingungan" mencari tahu apa sebetulnya yang Anda inginkan kalau Anda menggunakan kata "mencoba".

Kata lain yang sering kita gunakan adalah "mungkin". Kata "mungkin" menggambarkan ketidakpastian dan ketidakyakinan Anda untuk melakukan apa yang Anda mau. Apa yang ada dibenak Anda apabila saya mengatakan, "Mungkin saya datang malam ini". Tentunya Anda tidak yakin saya akan datang atau tidak, kan?

Jangan Gunakan Kata Negative

Selayaknya kita tidak menggunakan kata negatif seperti "jangan" atau "tidak". Pikiran bawah sadar tidak mengenal kata negatif sehingga tiap kali kali kita menggunakan kata "jangan" atau "tidak", kita berharap keadaan itulah yang kita inginkan. Misalnya begini "saya tidak mau miskin". Pikiran bawah sadar akan menterjemahkannya menjadi "saya mau miskin" karena semakin Anda berpikir "saya tidak mau miskin" yang terbayang adalah saat ini Anda miskin.

Masih bingung? Contoh lain misalnya, "Jangan bayangkan monyet naik sepeda". Apa yang ada di pikiran Anda sekarang? Kemungkinan besar Anda membayangkan seekor monyet yang sedang naik sepeda, kan?

Transformational Vocabulary

Ada istilah namanya "Transformational Vocabulary" yang intinya mengganti kata-kata tertentu dengan kata-kata yang lebih bermakna untuk membantu kita mencapai tujuan yang diinginkan. Anda bisa mengubah persepsi Anda tentang sesuatu dengan menggunakan kata-kata yang berbeda.

Contohnya:

Saya coba perbaiki mobil Anda,
ganti dengan:
Saya akan perbaiki mobil Anda

Saya mungkin datang malam ini,
ganti dengan:
Saya datang malam ini

Saya tidak mau miskin,
ganti dengan:
Saya mau kaya

Saya mengerjakan ini karena disuruh atasan saya
ganti dengan:
Saya mengerjakan ini karena saya memilihnya

Latih diri Anda untuk mengawasi kata-kata Anda sendiri. Anda akan merasakan kata-kata itu memiliki kekuatan dan energi positif. Transformational vocabulary bisa mengubah cara pandang atau persepsi Anda terhadap situasi apapun dan meningkatkan kesadaran Anda.

Kapasisbon News...

Manajemen Diri – Mengatur Waktu untuk Mencapai Produktifitas
By Al Falaq Arsendatama Published Manajemen Diri Unrated
Al Falaq Arsendatama

1. Menyusun Rencana

Ada ungkapan yang mengatakan ”If you fail to plan, you plan to fail”. Apabila Anda menjalani hari Anda tanpa ada gambaran apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya, Anda akan menghabiskan sebagian besar waktu Anda bertanya ”Apa yang harus saya kerjakan sekarang ya?”. Rencana memberikan peta apa yang ada dihadapan Anda hari itu. Alokasikan sedikit waktu untuk menyusun rencana sehingga Anda bisa mengelompokkan tugas-tugas yang sesuai dan memberikan prioritas serta waktu pengerjaannya.

Susunlah rencana di pagi hari atau hari sebelumnya. Anda bisa mulai dari catatan kecil saja atau bahkan menyusunnya di kepala untuk sekedar memberikan sinyal kepada otak mengenai apa yang harus Anda selesaikan hari itu.

Gunakan strategi yang cerdas dalam menyusun rencana. Kapan biasanya Anda merasa energi Anda tinggi, baik mental maupun fisik? Buat saya biasanya waktu antara jam 10:00 sampai 12:00 adalah saat dimana saya sedang ”on fire”. Disaat itu saya manfaatkan untuk memulai atau menyelesaikan tugas-tugas dengan prioritas tinggi. Waktu yang tersisa biasanya saya gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan prioritas lebih rendah.

Rencana tidak bersifat kaku dan selalu terbuka untuk adjustment kapanpun. Jangan lupa untuk menyisipkan waktu untuk istirahat. Pada prinsipnya, Anda melakukan manajemen diri untuk Anda sendiri. Belajar mengelola waktu adalah latihan yang bagus untuk disiplin diri.

2. Fokus

Seringkali dalam bekerja kita membiarkan diri kita larut dalam beberapa pekerjaan sekaligus, istilahnya multi-tasking. Mungkin Anda mencoba menyenangkan boss Anda dengan mengiyakan semua permintaannya, tapi tanpa Anda sadari sebenarnya Anda justru membebani diri Anda dengan stress dan belum tentu juga apa yang Anda kerjaan akan berkualitas bagus.

Mengerjakan dua hal pada saat bersamaan bukan saja membagi perhatian Anda tetapi juga membuat Anda kurang fokus yang akibatnya butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Fokus dalam bekerja membuat kita lebih produktif dan mengurangi beban stress. Buat skala prioritas apabila Anda harus menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam kurun waktu yang bersamaan.



3. Hindari Interupsi

Dua hal dalam dunia kerja sekarang ini yang menjadi sering menjadi sumber interupsi adalah: telepon dan email. Tentu saja interupsi ini tidak bisa dihindari tetapi gunakan keahlian Anda dalam manajemen diri untuk menanganinya:

Jawab telepon dari orang-orang yang berkepentingan saja pada saat Anda sedang fokus bekerja. Apabila Anda harus terpaksa menjawab, usahakan waktunya seminimal mungkin. Anda bisa menelepon balik ketika Anda sudah agak bebas.
Cek email disaat-saat tertentu saja. Okay, ini tentunya sangat berat. Anda bisa coba. Apabila tidak mungkin, usahakan untuk tidak menjawab semua email tiap kali itu datang. Jawablah email yang berkaitan dengan pekerjaan Anda saat itu dan hindari multi-tasking.
Manajemen diri erat kaitannya dengan bagaimana Anda mengatur waktu Anda sehari-hari. Jangan biarkan faktor-faktor eksternal mengganggu produktifitas Anda. Apabila Anda produktif bukan hanya Anda sendiri yang senang tapi juga boss Anda. Hidup Anda lebih mudah dan stress pun berkurang...

Kapasisbon News...

Bagaimana Cara Anda Menyelesaikan Masalah?
By Al Falaq Arsendatama Published Bisnis & Karir Unrated
Al Falaq Arsendatama

Pendekatan Reactive

Mereka yang reactive biasanya melihat suatu masalah sebagai ancaman. Entah ancaman terhadap karirnya, bisnisnya, keluarganya, dan sebagainya. Dalam kelompok ini Anda mencari solusi terhadap masalah dengan menggunakan pendekatan logis dan tradisional. Ciri-cirinya:

Begitu masalah datang Anda cenderung segera mencari cara apapun untuk mengatasinya.
Masalah dilihat sebagai faktor penghambat perkembangan diri.
Anda akan segera menyusun strategi untuk menghadapi masalah
Karena masalah dilihat sebagai ancaman, dia akan mendominasi pikiran dan cenderung menyebabkan kecemasan dan stress.
Apabila Anda bekerja di perusahaan, barangkali Anda pernah diminta untuk memimpin suatu proyek dimana Anda bertanggung jawab untuk mencapai target tertentu. Disini Anda dihadapkan dengan situasi yang membutuhkan analisa, justifikasi, dan pemikiran logis dalan menghadapi tantangan atau masalah yang muncul. Anda akan berada dalam kondisi tertekan untuk memenuhi deadline. Bisa ditebak, Anda akan cenderung menggunakan pendekatan reaktif dalam menyelesaikan persoalan.

Pendekatan Receptive

Pendekatan ini biasanya dipraktekkan oleh mereka yang sudah menyadari bahwa masalah bukanlah ancaman tetapi justru konsekuensi yang timbul dari suatu kondisi yang kita ciptakan. Oleh karena itu kita mempunyai kekuatan untuk mengubah kondisi tersebut dari dalam diri sendiri. Anda mau menerima masalah dan pada saat yang sama membuat solusinya.Ciri-cirinya:

Ketika masalah datang, Anda mengenalinya dan menggunakan pendekatan:

Masalah merupakan kebalikan dari solusi. Ketika masalah muncul, Anda percaya saat itu juga bahwa solusinya sudah ada.
Anda fokus kepada solusi dari persoalan yang timbul, bukan pada penyebab dari masalah itu. Dengan demikian Anda mengambil alih kontrol dari dalam diri Anda sendiri, bukannya dikendalikan oleh keadaan di luar.
Masalah merupakan kesempatan untuk pengembangan diri. Anda melihatnya sebagai peluang untuk meciptakan realitas positif dalam hidup Anda.
Mau menerima masalah bukan berarti berdiam diri. Anda tidak ”kebakaran jenggot” tetapi mengenali masalah itu dengan tenang dan membuat diri Anda responsif terhadap semua yang Anda perlukan untuk mengundang solusi.


Contoh yang paling sederhana adalah ketika pasangan yang Anda cintai (misalnya istri, suami, atau pacar) sedang ngambek karena masalah sepele. Dengan pendekatan reactive, Anda hanya akan memperburuk keadaan dengan bertanya-tanya kenapa dia harus ngambek, menganalisa penyebabnya dan merasa kondisi ini akan mengancam keharmonisan hubungan Anda dengannya. Bukannya solusi yang didapat tetapi justru kecemasan dan kekhawatiran.

Dengan pendekatan receptive, Anda menerima dan menyadari bahwa pasangan Anda sedang marah. Anda fokuskan energi Anda untuk menciptakan kasih sayang yang pada dasarnya merupakan lawan dari kemarahan. Anda tidak larut terbawa suasana – mencoba mencari jawaban dari analisa kenapa dia jadi marah – tetapi mengambil alih kendali dari dalam diri sendiri, tetap berpikir tenang, dan menunjukan sikap positif dalam perilaku Anda. Anda akan rasakan bahwa berada dalam situasi ini justru membuat diri Anda berkembang. Anda membuat kualitas positif dari diri Anda muncul ke permukaan dan sudah menjadi hukum alam dengan bersikap seperti ini pasangan Anda niscaya akan berubah dari marah menjadi cinta.

Pendekatan receptive ini bisa Anda praktekkan di kehidupan bisnis, rumah tangga, dan sosial. Intinya Anda membangun keyakinan bahwa masalah tidaklah nyata sehingga Anda tidak merasa terbebani. Latih diri Anda untuk tidak reaktif ketika suatu masalah muncul. Fokuskan diri Anda pada lawan dari masalah, yaitu solusi, untuk menemukan kendali dan bukannya larut dalam masalah itu.